Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan sidak makanan berformalin di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (12/8) pagi. Mereka mengambil sampel dari beberapa ikan, daging ayam, dan daging sapi untuk dites apakah mengandung formalin atau tidak.
Kepala Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara, Edi Santoso, mengatakan, sidak yang diadakan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta itu untuk mengevaluasi adanya makanan berformalin di Jakarta. "Ada sekitar 53 pedagang ikan laut, daging ayam dan daging sapi, yang diambil sampelnya untuk diperiksa apakah mengandung formalin atau tidak, kata Edi, di Jakarta Utara, Kamis (12/8).
Dari jumlah itu, kata Edi, hanya satu yang ditemukan mengandung formalin, yaitu ikan cumi. Oleh karena penemuan itu, Edi mengungkapkan bahwa pihaknya akan menelusuri kasus ini dan akan melakukan pembinaan, baik kepada penjual, distributor maupun pada nelayan tangkap itu sendiri, agar tidak menggunakan formalin.
Menurut Edi, saat ini pengguna Formalin sudah sangat berkurang, sebab para nelayan umumnya sudah banyak yang menggunakan alat pendingan. Isah, salah seorang pedagang ikan basah di Sunter Agung, mengaku dirinya sudah tujuh tahun berjualan ikan.
Namun, selama itu, ia tak pernah menggunakan formalin. "Saya takut ketahuan, nanti kalau ketahuan malah dagangan saya tidak ada yang laku," cetusnya. “Harga Cumi kecil saat ini harganya Rp 24 ribu. Sedangkan yang besar-besar bisa sampai Rp 40.000 per kilogramnya,” lanjut Isah. Menurut Edi, sidak tersebut demi kenyamanan dan kesehatan para konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar