Berpuasa sepanjang hari memang menyebabkan badan merasa lemas. Banyak  orang kemudian tergiur minuman tonik atau energi saat berbuka.
Namun, ahli gizi menyarankan agar tidak mengasup minuman energi  setelah berbuka. Sebab, setelah puasa tubuh membutuhkan cairan untuk  membersihkan dan mengisi kembali tubuh serta menyesuaikan dengan tingkat  gula darah.
Seperti dikutip dari Arab News, Dr Khalid Madani, pengawas umum dari  Departemen Gizi di Departemen Kesehatan Saudi Arabia, mengatakan,  minuman berenergi tinggi gula dan kafein penyebab masalah kesehatan  seperti gangguan ginjal, kerusakan hati, dan diabetes.
Konsumsi minuman tonik juga menyebabkan badan mengalami gejala  seperti lelah, pusing, gelisah, dan sakit kepala parah. Air putih  merupakan minuman yang paling dianjurkan saat berbuka.
Sebuah riset dari Nova Southeastern University Florida yang terbit  dalam Jurnal Doctors and Sportsmedicine menyimpulkan, minuman energi  menimbulkan efek merugikan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar  dan terus-menerus.
Minuman energi mengandung 505 mg kafein dalam 355 ml atau setara  dengan 14 kaleng soda. Angka ini jauh lebih tinggi dari ambang batas  kafein yang diperbolehkan Badan Obat dan Makanan AS (FDA) sebesar 71 mg  dalam 355 ml. Selain itu, kandungan gula dan taurin minuman energi  sangat tinggi.
Stephanie Ballard, seorang peneliti AS mengatakan ada bukti minuman  ini berkontribusi untuk berat badan dan beberapa penyakit lainnya.  "Banyak orang berpikir bahwa seseorang tidak dapat overdosis pada  kafein. Tetapi konsumsi kafein terlalu banyak bisa menyebabkan  ketegangan, mengantuk dan gugup, osteoporosis, penyakit jantung, masalah  vaskuler, komplikasi usus dan bahkan kematian," katanya.
Selama Ramadan, minuman berenergi laris manis di kawasan Timur  Tengah. Permintaan minuman penambah tenaga tersebut mengalami kenaikan  permintaan.

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar