Sebuah foto di situs microblogging kemarin Twitter menghebohkan  Indonesia.
Tampak patung-patung mistis dewa-dewa -- dengan wajah tertutup  lumut-- berdiri di kedalaman 100 kaki dasar laut. Di belakangnya nampak  ornamen pagar candi.
Rumor pun berhembus. Ada yang berspekulasi masih ada lebih dari 10  candi serupa terendam di lautan antara Jawa dan Bali. Media-media lokal  bahkan menghubung-hubungkannya dengan penemuan kota 'Atlantis yang  Hilang'.
Belakangan, dipastikan bahwa semua dugaan dan spekulasi itu salah  kaprah.
Itu bukan foto candi bawah laut, apalagi petunjuk keberadaan kota  misterius Atlantis.
Seperti dimuat Telegraph, itu hanyalah taman bawah laut yang  dibangun penyelam Inggris untuk menghibur para kliennya.
Paul Turley (43), 'menenggelamkan' kota pada 2005 sebagai bagian  dari atraksi turis yang sedang berkunjung ke sekolah selamnya di  Permuteran, di barat laut Bali.
Dia dan koleganya dari Australia, Chris Brown juga membangunnya  sebagai rumpon, terumbu karang untuk konservasi laut.
Para penyelam yang mengunjungi 'candi bawah laut' akan menyumbang ke  proyek Reef Gardener -- yang bertujuan melatih nelayan lokal yang  menganggur untuk memelihara karang dekat dengan situs menghebohkan itu.
"Ketika mendengar cerita penemuan 'candi bawah laut itu' saya ngakak  [tertawa terbahak-bahak]," kata Turley ketika dikontak Daily Telegraph.
"Kami menenggelamkan taman candi itu sebagai ide menyenangkan,  membuat sesuatu yang berbeda. Klien kami yang menyelam ke sana  menyukainya."
"Publikasi yang kami lakukan mungkin tak terlalu bagus, karena  jarang yang tahu soal situs itu -- tapi kini misteri besar telah  terkuak," tambah Turley.

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar