Setiap Ramadhan, Zubaida Jomaa, 44, berjuang mengajak keluarganya  untuk berbuka puasa bersama setidaknya sekali dalam seminggu. Itu  dilakukan untuk memberi nuansa Islam di tengah keluarganya. Nuansa  Islam, di tengah kehidupan negeri tanggo Brasil, adalah sesuatu yang  mahal.
Dengan mayoritas penduduknya beragama Katolik,  pemeluk agama Islam di sana tidak menonjol. "Saya ingin melihat keluarga  saya duduk bersama selama bulan suci," ujar Zubaida, seperti ditulis Islamonline.net.
Meskipun  hidup dalam masyarakat barat, wanita muslim itu ingin mengajarkan  anak-anaknya arti puasa selama bulan Ramadhan. Dia menjelaskan,  anak-anaknya sudah belajar berpuasa sejak umur sembilan tahun. Saat itu,  banyak tetangga Zubaida yang mengutuk karena membiarkan anak kecil  berpuasa. "Tapi saya tahu apa yang saya lakukan sesuai agama Allah dan  itu baik untuk menanamkan nilai Islam kepada anak saya," tegas dia.
Selama  Ramadhan, seperti Muslim di belahan bumi lain, Muslim di Brazil  mendedikasikan waktu mereka untuk menjadi lebih dekat kepada Allah.  Mereka lebih banyak berdoa, menahan diri dari hawa nafsu, dan melakukan  perbuatan baik. Momentum Ramadhan juga dipergunakan untuk mempelajari  Alquran yang mulia. "Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan berkah dalam  kehidupan Muslim manapun di seluruh dunia," kata Zubaida.
Menurut  sensus 2001, ada 27.239 Muslim di Brasil. Namun, Federasi Islam Brasil  menempatkan angka pada sekitar satu setengah juta. Mayoritas Muslim  adalah imigran keturunan Suriah, Palestina, dan Lebanon yang menetap di  Brasil pada abad kesembilan belas selama Perang Dunia I dan pada  1970-an. Sebagian besar muslim tinggal di negara bagian Parana, Goias,  Riod de Janeiro dan Sao Paulo. Ada juga jumlah masyarakat Muslim yang  signifikan di Mato Grosso do Sul dan Rio Grande do Sul.
Muslim di  Brasil masih kesulitan dalam mengajarkan Islam kepada anak-anaknya.  Salah satu contohnya, orangtua umumnya sulit mengajar anak-anak mereka  untuk berpuasa selama bulan suci. Hal itu karena masih banyak masyarakat  Brazil yang tidak mengerti ajaran agama Islam. "Banyak orang yang  mengkritik dan menuduh yang tidak baik kepada keluarga saya, karena  mereka tidak mengerti," ujar Zubaidah.
Akan tetapi, dia selalu  mengajarkan bahwa Ramadhan adalah saat refleksi. Muslim merasa murni  dari kotoran dan berpuasa menjadikan Muslim bersikap lebih baik. "Saya  senang melihat anak-anak saya berpikir tentang makna Ramadhan yang  sama," tutup Zubaida.

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar