Bahwa ada kehidupan di Planet Mars sudah lama ada dalam cerita fiksi  ilmiah, namun penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan itu bukan hanya  sekadar khayalan. 
Penelitian menemukan planet merah di masa lalu kaya akan kandungan karbondioksida -salah satu bukti adanya kehidupan. 
Dan kini, deposit batuan karbonat dalam jumlah besar ditemukan terkubur beberapa mil di bawah permukaan Mars. 
Sejumlah kecil batuan karbonat sebenarnya pernah ditemukan sebelumnya, namun jumlah yang melimpah ini bisa berarti signifikan. 
Maksudnya?  Itu berarti kandungan gas rumah kaca pernah membuat Mars menjadi tempat  lebih basah dan lebih hangat ratusan juta tahun yang lalu. 
Ilmuwan  luar angkasa menggunakan data satelit untuk menganalisis kondisi  geologis wilayah yang dikenal sebagai Kawah Leighton -- yang berada di  dekat gunung berapi,  Syrtis Major, yang lebarnya hampir 750 mil. 
Penemuan  ini mengungkap keberadaan kandungan mineral hampir empat mil di bawah  kerak bekas ledakan meteorit. demikian temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Nature Geoscience. 
Tim peneliti yakin, ini adalah sedimen kuno yang terkubur oleh material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Syrtis Major. 
Mineral  ini diduga kuat berasal dari air kaya karbonat yang berinteraksi dengan  bebatuan -sehingga peneliti percaya bahwa Mars awal lebih panas  daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dr Joseph Michalski dari  Planetary Science Institute di Arizona dan  Dr Paul Niles dari NASA  Johnson Space Centre di Houston mengungkapkan permukaan Mars saat ini  dingin, kering, asam, dan tak ramah untuk kehidupan. 
Kondisi  serupa mungkin telah berlangsung selama miliaran tahun. Inilah yang  menunjukkan tempat terbaik untuk mencari bekas kehidupan adalah di bawah  permukaan planet merah itu.
"Salah satu tanda-tanda kondisi  layak huni di kedalaman tanah adalah adanya atmosfer metana, yang  mungkin terbentuk melalui proses hidrotermal dalam kerak bumi, juga  dalam kehadiran karbon dioksida," demikian jelas ilmuwan, seperti yang  dimuat dalam situs Daily Mail, Senin 11 Oktober 2010. 
Selain  itu, pengamatan terhadap mineral terhidrasi menunjukkan sistem  hidrotermal kuno mungkin eksis di bawah permukaan Mars. Namun, sampai  sekarang, tak satu pun dari deposit itu terkait dengan mineral karbonat  dan lingkungan yang kaya CO2.
"Deteksi sebelumnya terhadap  mineral karbonat yang bisa dikaitkan dengan lingkungan permukaan kaya  CO2 di masa lalu, sudah jarang."
Kepadatan atmosfer CO2 bisa  berarti ada efek rumah kaca di Mars di masa lalu. Berbeda dengan  atmosfer Mars saat yang sangat tipis, sampai-sampai gas bisa ditiup ke  angkasa.
Karbonat ini juga bukti bahwa air secara kimia bersifat netral, yang  akan membuat kondisi yang lebih permisif untuk kehidupan di Mars di  masa-masa awal.
"Kami menduga lapisan karbonat yang terkubur di  bawah permukaan Mars mungkin hanya bagian kecil dari sedimen kuno yang  terkubur abu vulkanik." 
Para ilmuwan mengklaim, temuan mereka  akan membantu menjelaskan asal-usul karbonat lainnya di Mars. "Juga  menunjukkan situs prioritas untuk eksplorasi eksobiologis di masa  depan."

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar