Lensa kontak bukan hanya berfungsi sebagai alat bantu penglihatan.  Dalam perkembangannya, lensa kontak juga dimanfaatkan untuk membantu  mengatasi masalah kesehatan.
Tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu kesehatan mata, tetapi juga  membantu mengatasi masalah migrain dan diabetes.
1. Migrain
Kapten Kriket Inggris, Andrew Strauss, memakai lensa kontak merah  untuk menghalau sinar menyilaukan yang menyebabkan migrain. Lensa kontak  berwarna merah memang dikembangkan untuk meringankan siksaan migrain.
Lensa kontak ini bekerja dengan menyaring gelombang cahaya dalam  jumlah berlebih, merangsang reseptor retina, mengatur cahaya sensitif  lewat jaringan lapisan permukaan dalam mata yang mengakibatkan sakit  kepala.
Dr Richard Garrison dari Rumah Sakit San Jacinto Methodist di Texas,  baru-baru ini melakukan uji coba terhadap 33 pasien migrain dengan  riwayat memiliki sensitivitas berlebihan terhadap cahaya. Lensa berwarna  merah kemudian disisipkan saat serangan migrain datang akibat kilauan  sinar.
Pemain kriket Inggris, termasuk kapten Andrew Strauss dan Matt  Prior, baru-baru ini diuji coba menggunakan lensa kontak merah, yang  bertindak seperti kacamata untuk memungkinkan mereka untuk melihat bola  lebih baik dalam kondisi cahaya cerah.
2. Diabetes
Sebuah perkembangan baru dalam teknologi lensa kontak bisa melihat  akhir penderitan para pengidap diabetes yang harus selalu memeriksa  kadar gula darah mereka dengan menggunakan skin prick test.
Para peneliti di University of Western Ontario Kanada menciptakan  lensa yang akan bereaksi terhadap glukosa yang ditemukan pada air mata.  Lensa akan memonitor kadar glukosa untuk kemudian memberikan pertanda  lewat perubahan warna pada lensa. Namun, mereka tetap harus melakukan  tes darah rutin untuk mengecek perkembangannya.
3. Glaukoma dan katarak
Para ilmuwan di Universitas Florida telah mengembangkan lensa kontak  yang tertanami partikel obat. Teknologi ini diharapkan lebih efisien  daripada sekadar obat tetes mata.
"Hanya sekitar satu sampai lima persen dari obat yang disampaikan  melalui tetes mata mencapai kornea dan sisanya masuk ke sirkulasi  sistemik dan dapat menyebabkan efek samping," kata Anuj Chauhan dari  asosiasi profesor yang melakukan studi.
Mr Chauhan menjelaskan bahwa tetes mata tradisional bercampur dengan  air mata, yang kemudian mengalir ke rongga hidung dan menembus aliran  darah, di mana obat dapat menyebabkan efek samping yang serius.
"Kami telah mengembangkan lensa kontak transparan partikel bermuatan  yang memberikan obat pada dosis terapi selama lima sampai 30 hari. Itu  dapat menyebabkan obat yang terperangkap pada kornea terserap 40 kali  lipat."
Barbara McLaughlan, dari Royal National Institute of Blind People  berkata, "Konsep dari lensa kontak yang membuat zat gizi seperti vitamin  E dekat dengan mata, untuk mengobati glaukoma, tampaknya masuk akal."

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar