Inggris akan mengusir seorang diplomat Israel atas penggunaan paspor palsu Inggris dalam pembunuhan di Dubai, demikian dilaporkan televisi Sky News Selasa (23/3/2010) tanpa mengungkap sumbernya.
Departemen luar negeri menolak menanggapi tapi Menteri Luar Negeri David Miliband menyatakan akan membuat pernyataan atas soal itu pada 15.30 GMT (pukul 22.30 WIB).
Sky News menyatakan tidak mengetahui posisi diplomat yang terancam diusir ini. Kementerian luar negeri Israel tidak bersedia memberi komentar berita tersebut.
Juru bicara Yigal Palmor menyatakan sedang memeriksa laporan tersebut. Israel tak membantah atau memastikan berperan dalam pembunuhan Mahmud Mabhuh, panglima Hamas, di kamar hotel di Dubai pada Januari.
Menurut polisi, Mabhuh, pendiri sayap bersenjata gerakan Palestina Hamas, dibius lalu dicekik.
Pihak berwenang menyebutkan ada 27 anggota, yang membunuh tokoh Palestina tersebut. Mereka menggunakan paspor palsu Inggris, Irlandia, Prancis, Jerman dan Australia.
Kepolisian Dubai mencurigai Mossad, badan rahasia Israel berada di balik pembunuhan itu dan menyeru penahanan atas kepala badan rahasia negara Yahudi tersebut.
Duta besar Israel di empat negara Eropa dipanggil untuk membicarakan hal itu dan Eropa Bersatu juga menyatakan kemarahan atas penggunaan paspor palsu setelah sebelumnya tercatat 11 orang dibebaskan.
Canberra memanggil Duta Besar Israel Yuval Rotem dan memperingatkan, hubungan persahabatan mereka dalam bahaya jika Israel membiarkan pemalsuan tiga paspor Australia itu.
"Pemerintah telah berhubungan dengan tiga warga Australia terlibat itu dan menawarkan bantuan serta dukungan," kata wanita juru bicara tersebut.
"Tidak ada keterangan yang mengisyaratkan ketiga pemegang paspor Australia itu terlibat, selain sebagai korban penyalahgunaan paspor atau jati diri mereka," katanya.
PM Kevin Rudd menyatakan pemerintah Australia mengatakan, Mossad dicurigai melakukan pembunuhan itu setelah mencuri jati diri warga Australia tersebut.
"Itulah mengapa menteri luar negeri memanggil duta besar Israel dan meminta penjelasan darinya," kata Rudd kepada wartawan.
"Sejauh ini, kami tidak puas dengan penjelasan itu," katanya menambahkan.
Seregu Kepolisian Negara Australia dan pejabat Kantor Paspor Australia sudah di Israel untuk menyelidiki penggunaan tiga paspor palsu Australia dalam kematian Mahmud Mabhuh pada Januari itu.
Menteri Luar Negeri Stephen Smith menyatakan paspor keempat Australia, dengan nama Joshua Krycer, juga dihubungkan dengan dugaan pembunuhan tersebut.
Laporan Australia menyatakan Krycer adalah dosen ahli racun, yang bekerja di rumah sakit di Yerusalem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar