Rabu, 13 Oktober 2010

Istana Menilai Isu Penggulingan Terlalu Jauh

Jakarta - Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan isu penggulingan Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlalu jauh. Menurut dia, zaman demokrasi saat ini sudah sangat terbuka dengan kritik. "Saya kira itu too much, terlalu jauh. Kita kan demokratis sekarang. Bahwa pemerintahan dibangun dari hasil pemilu yang sah. Kita hormatilah hasil pemilu," kata julian di Kompleks Istana Presiden, Selasa (12/10).


Menurut dia, setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan pandangan dan pendapatnya, termasuk mengkritisi pemerintah. Pemerintah akan mendengarkan kritik itu. Julian menyampaikan hal itu menanggapi berbagai pertemuan yang dihadiri para tokoh untuk menentang pemerintah, termasuk pertemuan di gedung Muhammadiyah dan PB Nahdlatul Ulama pekan lalu. Menurut Julian, pendapat harus bersifat positif.

"Saya kira itu memang adalah hak bagi setiap warga untuk sampaikan pandangan. Tentu akan sangat baik kalau itu masukan itu untuk membangun dan untuk kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan politik," ujarnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan sistem demokrasi yang dianut saat ini dilakukan dengan perjuangan panjang dan korban berjatuhan. "Jangan kita bermimpin untuk kembali lagi kepada sistem lama yang katakanlah tidak lagi mentaati demokrasi, tidak lagi mentaati pranata hukum," katanya.

Menurut dia, seluruh komponen masyarakat perlu menghormati pemilihan umum. "Kita memiliki pemilu. Kalau ingin katakanlah mengganti presiden, nanti ada pemilu, ada saatnyua, ada 2014 pemilihan presiden, siapa pun warga neagra bangsa ini boleh bertarung. Setelah bertarung, terpilih presiden, kita hormati. Beri kesempatan memimpin negeri ini," ujarnya.

Hatta mengatakan, berbeda pendapat dalam demokrasi adalah hal yang biasa. "Tapi kalau mau menurunkan presiden itu inkonstitusional," ujarnya.

Tidak ada komentar: