Sabtu, 09 Oktober 2010

AS Investasi Untuk Pendidikan 165 Juta Dolar

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel, melakukan kunjungan perdana ke Indonesia bagian timur pada 4-8 Oktober, sekaligus menegaskan komitmen pemerintahan negara itu untuk berinvestasi senilai 165 juta dolar Amerika Serikat di sektor pendidikan di Indonesia.


Keterangan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta sebagaimana diterima ANTARA, di Denpasar, Sabtu menyatakan, rencana investasi di sektor pendidikan itu juga termasuk program pertukaran pendidikan antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Beragam aktivitas tatap muka dan tinjauan langsung ke banyak lokasi dilakukan Marciel dan rombongannya. Di antaranya mengunjungi Universitas Hasanudin, di Makassar, Sulawesi Selatan dan berkeliling rumah sakit rekanan universitas itu.

Marciel juga mengunjungi American Corner di perpustakaan universitas itu dan berdialog dengan mahasiswa dari UIN Sultan Alauddin mengenai kepentingan sikap saling menghormati dan pertukaran pendidikan.
Setelah Makassar, Marciel dan rombongan berangkat menuju Jayapura, Papua, untuk bertemu dengan pejabat-pejabat pemerintahan setempat, pemimpin-pemimpin adat, dan wakil-wakil dari berbagai LSM dan komunitas religius setempat.

Di Jayapura, dia mengunjungi Akademi Kebidanan di Politeknik Kesehatan Jayapura, satu proyek yang didanai USAID di Sentani. Marciel juga mengunjungi Universitas Cendrawasih dan memberikan sambutan tentang pendidikan di negaranya.

Dia kemudian mengadakan kunjungan ke Timika dan bertemu dengan pejabat pemda dan masyarakat setempat, meninjau kegiatan operasional PT Freeport Indonesia, dan melihat secara langsung pelaksanaan satu proyek USAID di Kokanau, yang mendukung kesejahteraan nelayan lokal lewat pengadaan pabrik es berkelanjutan.

Marciel juga mengunjungi RS Mitra Masyarakat, sebuah rumah sakit utama setempat yang didanai Dana Kemitraan untuk Pembangunan Masyarakat Freeport (Freeport Partnership Fund for Community Development) dan sekarang menjadi hak milik masyarakat lokal.

Rumah sakit modern itu sejak beberapa waktu lalu dikelola badan penyedia pelayanan kesehatan Yayasan Timika Caritas. Rumah sakit tersebut memberikan layanan kesehatan bagi penduduk lokal, termasuk untuk anggota ketujuh kelompok masyarakat tradisional di Papua.

Tidak ada komentar: