Rabu, 07 April 2010

Anand Krishna

Anand Krishna (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 September 1956; umur 53 tahun) adalah seorang spiritualis lintas agama, nasionalis, humanis, budayawan dan penulis yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Walaupun berdarah keturunan India, tapi semangat kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangatlah tinggi.
Kepeduliannya terhadap kondisi jiwa spiritual masyarakat Indonesia dituangkan dengan pendirian Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-BangsaDepartment of Public Information sejak 15 Desember 2006) sebagai Centre for Holistic Health and Meditation sejak tahun 1991.
Love is the Only Solution adalah satu-satunya cara yang digunakan Anand Krishna dalam menyikapi hidup di dunia ini untuk mewujudkan Peace, Love, and Harmony dalam Satu Bumi, Satu Langit dan Satu Umat Manusia (One Earth One Sky, One Humankind)

Biografi

Anand menempuh pendidikan dasarnya di Lucknow, India Utara. Di sana ia bertemu dengan Guru Spiritual pertamanya, Sheikh Baba. Berprofesi sebagai penjual es balok, Orang Suci ini justru tak dikenali oleh orang-orang yang tinggal di sekitarnya. Tapi Beliau memainkan peranan penting dalam proses “kelahiran” Anand Krishna yang sebelumnya memang sudah amat familiar dengan puisi-puisi dan ajaran Sufi yang ditulis oleh Shah Abdul Latief dari Sind, lewat Sang ayah, Tolaram.


Ia bekerja sambil studi. Anand Krishna memperoleh gelar Master dari Universitas Pacific Southern, Amerika Serikat, dan pernah mencapai puncak karir sebagai Direktur dan Pemegang Saham sebuah Perusahaan Garmen di Indonesia, sampai akhirnya ia jatuh sakit. Menurut diagnosa medis ia menderita Leukemia pada stadium lanjut. Ini terjadi pada tahun 1991. Saat ia berusia 35 tahun, Anand telah menghadapi ancaman kematian di depan matanya.

Setelah berbulan-bulan menderita, secara misterius ia bertemu dengan seorang Lama Tibet di pegunungan Himalaya dan secara ajaib sembuh dari penyakitnya. Kemudian Anand memutuskan untuk membaktikan seluruh hidupnya guna berbagi kebahagiaan, kedamaian, kasih dan kesehatan holistik.

Penulis Produktif

Dalam 12 tahun terakhir, Anand Krishna telah berceramah pada jutaan orang lewat siaran televisi, dialog radio, pelatihan meditasi, penerbitan buku-buku, wawancara surat kabar dan pelbagai artikel koran, juga lewat pertemuan dan workshop rutin yang diadakan di Anand Ashram, Sunter dan Pusat Pelatihan One Earth, dua pusat pelatihan meditasi tersebut didirikan olehnya di Ibukota Indonesia, Jakarta dan yang satunya di daerah pegunungan yang sejuk di Bogor.

Sejak buku pertamanya terbit yakni pada 1997, hingga kini sudah ada lebih dari 114 judul buku yang telah dipublikasikan dan lebih dari setengah juta copy terjual laris di seluruh pelosok Indonesia. Angka tersebut membuktikan pribahasa yang mengatakan,”Setengah dari penduduk dunia ini tak tahu apa yang tengah terjadi di belahan bumi lainnya.”

Selain menulis buku, Anand Krishna juga secara rutin menulis untuk Harian Kompas, Harian Nasional Indonesia berbahasa Inggris The Jakarta Post, Harian Bali Times dan Harian Radar Bali. Artikel dan tulisan-tulisannya juga dimuat oleh media-media net internasional, seperti EzineArticles.com Expert Author, Commonground News, dll.

Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi

Sejak tahun 1991, Anand Krishna selalu menyelenggarakan acara-acara budaya yang menampilkan kesenian-kesenian daerah dan nasional Indonesia pada tanggal 1 September sebagai persembahan bagi negara Indonesia, yang disimbolisasikan dalam bentuk Ibu Pertiwi. Acara-acara ini digelar untuk selalu mengingatkan bangsa Indonesia akan ke-jati-diri-annya, ke-Indonesia-annya.

Sejak tanggal 1 September 2005, salah satu organisasi kebangsaan yang digagas oleh Anand Krishna, yakni National Integration Movement atau Gerakan Integrasi Nasional menggelar Simposium Kebangsaan Pertama, yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan RI, Juwono Sudarsono, Gubernur Lemhanas Muladi, SH dan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Simposium Kebangsaan ini juga dihadiri oleh Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan tokoh nasional Siswono Yudohusodo.

Pada hari yang sama, Menhan Juwono Sudarsono memutuskan untuk mencanangkan tanggal 1 September sebagai Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi. Pencanangan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali semangat persatuan dan cinta kepada Ibu Pertiwi, yang pada waktu itu mengalami kemerosotan akibat fanatisme kelompok yang berlebihan dan amat dibutuhkan untuk menghindari disintegrasi bangsa secara lebih luas, dan lebih dari itu ditujukan untuk membangkitkan kembali kejayaan Bangsa Indonesia dalam peradaban dunia.

Maka, sejak itu, tanggal 1 September, yang juga merupakan Hari Ulang Tahun Anand Krishna diperingati sebagai Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi sebagai perwujudan Bhakti dan Cinta anak-anak bangsa kepada Ibu Pertiwi. NIM atau National Integration Movement selalu memperingati tradisi peringatan Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi setiap tanggal 1 September dengan mengadakan Simposium Kebangsaan di Bali (2006), Simposium Kebangsaan di Monas-Jakarta (2007), Konser Kebangsaan Bagi Ibu Pertiwi di Bali (2008), Gema Perdamaian - Cinta Ibu Pertiwi Antidot Terorisme di Ciawi (2009).

Pembicara pada Earth Dialogues 2008 Brazil

Di kota Belo Horizonte - Brazil berlangsung Earth Dialogues on Water Planet (Dialogos da Terra no Planeta Aqua) pada tanggal 26 - 28 Nopember 2008 di mana Anand Krishna diundang selaku pembicara yang mempresentasikan kajian tentang Water Of Life, Wisdom of the Ancients - In Pursuit of the Indigenous Wisdom of Sundaland and South America to Save Out Planet, sebuah kajian spiritual tentang pentingnya Air bagi kehidupan manusia di planet bumi ini berdasarkan kearifan lokal budaya. Beberapa poin yang dipresentasikan beliau masuk dalam Minas Gerais Charter di penghujung acara ini. Salah satunya adalah : Agar supaya kita semua tidak melihat air sebagai sebuah komoditas tapi sebagai anugerah keindahan dari alam.

Ambassador of Parliament of the World's Religion

Sejak Agustus 2009 lalu, Anand Krishna bersama Maya Safira Muchtar diangkat secara resmi sebagai Ambassador dari Indonesia pada forum Parliament of the World's Religions. Mereka hadir sebagai pembicara pada forum ini yang pada tahun 2009 ini berlangsung di kota Melbourne, Australia dari tanggal 3-9 Desember 2009 ini, memaparkan tema “Mengapresiasi dan Membudayakan Bhinneka Tunggal Ika (Persatuan dalam Keragaman) dan Pancasila untuk Mengatasi Radikalisme Agama di Indonesia”.

Tidak ada komentar: