Evangelis bukanlah sekte besar di Amerika Serikat. Namun pernyataan  pendeta Terry Jones, pimpinan sekte berbasis di Florida ini, menyentak  umat beragama di dunia, khususnya kaum Muslim. Ia merencanakan  pembakaran Al-Qur'an. 
Pada 11 September nanti, persis pada hari  peringatan aksi terorisme yang meluluhlantakkan menara kembar World  Trade Center di New York sembilan tahun silam, Terry akan memimpin aksi  pembakaran Al-Qur'an itu. Kebetulan pada tanggal itu pula masyarakat  Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Fitri.
Aksi provokatif  Terry Jones itu memancing gelombang protes di seluruh dunia. Bukan saja  kaum Muslim yang meradang, tapi juga umat beragama lain menunjukkan  penolakan mereka atas aksi ngawur Terry Jones. Umat Kristen dan Yahudi, misalnya, membuat pernyataan mengutuk rencana itu. 
Pendeta Dr Michael Kinnamon, sekretaris jenderal Dewan Gereja Amerika Serikat  kembali menegaskan sikap penentangan atas aksi itu. Kata dia,  pernyataan ini mewakili jutaan warga AS yang menolak ekspresi  anti-muslim yang ditunjukkan sekte itu.
Tindakan membakar Al-  Qur'an, ujar Kinnamon, adalah reaksi orang yang ketakutan sekaligus  salah paham terhadap sifat sejati ajaran Islam yang damai.  "Kesalahpahaman dan bingung, juga ketidakmampuan mencintai tetangga kita  seperti dicontohkan Kristus, itu yang ditunjukkan sekte tersebut ketika  melecehkan kaum Muslim dan merencanakan ‘Hari Internasional Pembakaran  Qur'an," kata dia, seperti dimuat situs CSmonitor, 6 September 2010. "Tindakan penuh kebencian tersebut bukan kesaksian atas iman Kristiani," Kinnamon menambahkan.
Umat Yahudi punya cara lain  untuk menunjukkan sikapnya menentang rencana Jones. Rabi Arthur Waskow  dari Shalom Centre di Kota Philadelphia meminta para umat Yahudi  turut  membaca sejumlah kutipan Al-Qur'an sebagai rasa hormat kepada kitab suci  kaum Muslim itu.
Pembacaan Al-Qur'an akan berlangsung di tengah  ibadah Sabat pada Sabtu mendatang, atau bersamaan rencana pembakaran  Al-Quran oleh Jones. "Banyak komunitas dan organisasi keagamaan dan  kelompok-kelompok sekuler menentang ide pembakaran itu," kata Waskow di  laman Shalom Center.
Di Indonesia para tokoh lintas agama juga  tidak tinggal diam. Mereka menggelar pertemuan akhir pekan lalu.  Pertemuan dihadiri Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Andreas A  Yewangoe,  Habib Rizieq Syihab dari Front Pembela Islam (FPI), Mgr  Johannes Pujasumarta dan Mgr P Mandagi dari Komisi Waligereja Indonesia  (KWI), serta sejumlah tokoh lintas agama lainnya. Mereka menolak  mentah-mentah rencana Jones.  Perbuatan Jones disepakati sebagai  perbuatan hina dan sesat.
"Saat ini peradaban sudah berbeda. Bakar membakar itu peradaban masa lampau," kata Ketua Umum PGI Andreas A Yewangoe kepada VIVAnews, Selasa 7 September 2010.
Tak  hanya kesepakatan dan seruan agar rencana itu diurungkan. PGI juga  melakukan langkah riil dengan melayangkan surat kepada Presiden AS  Barack Obama dan organisasi-organisasi gereja di AS agar menggunakan  kuasanya mencegah terjadinya peristiwa yang akan melukai umat Islam dan  umat beragama lainnya di Indonesia. Surat itu sudah dikirimkan dua pekan  lalu.
Selain kaum agamis, niat Jones juga ditentang kalangan militer. Militer AS khawatir aksi Jones bakal mengancam keselamatan serdadu AS yang  berada di Afghanistan. Saat ini saja rencana gila Jones itu semakin  mempertajam sentimen anti Amerika di sana. Hal ini ditandai dengan  pembakaran bendera AS.
Panglima militer AS di Afghanistan,  Jenderal David Petraeus, yang baru beberapa bulan bertugas, melihat hal  ini sebagai ancaman serius bagi tugas mereka di Afghanistan.  “Ini akan  membahayakan tentara kita, dan mengancam keberhasilan usaha kita di  sini,” ujar Petraeus.
Akan halnya Jones, ia menegaskan,  langkahnya membakar Al-Quran tak akan surut. Dia bahkan bersumpah  tetap  melancarkan rencananya, tidak memedulikan masalah yang akan dihadapi  tentara negaranya di Afghanistan.
Jangan Terprovokasi
Meski  Jones masih keras kepala, Din Syamsudin selaku Ketua Umum PP  Muhammadiyah mengaku bersyukur, dan memberi penghargaan karena sebagian  besar kalangan di Amerika Serikat, termasuk gereja dan organisasi  Kristiani, menolak rencana pembakaran Al-Qur'an oleh kelompok Jones.
"Berarti  ini tidak bisa digeneralisasi, dan memang jangan digeneralisasikan  sebagai sikap AS atas kelompok Islam," kata tokoh lintas agama ini.
Din  mengaku sudah dapat konfirmasi langsung dari pemerintah AS bahwa mereka  pun menolak rencana Jones. "Obama sangat-sangat menentang rencana  pembakaran ini," kata Din kepada VIVAnews.
Oleh karena  itu,  Din meminta umat Islam, khususnya di Indonesia, tidak perlu  bereaksi berlebihan, apalagi sampai menimbulkan pertentangan. "Biarlah  ada orang lain yang berpikir tidak rasional. Kita harus tetap kedepankan  akal pikiran dan hati nurani, dan jangan terprovokasi."
Din juga  mengingatkan satu hal kepada masyarakat Muslim di Indonesia.  "Pembakaran Al-Quran tidak akan mengurangi makna Al-Qur'an sebagai wahyu  Ilahi dan juga umat Islam tidak terkurangi sedikit pun karena kejahatan  terhadap Islam ini," tuturnya.

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar