Selasa, 24 Maret 2009

PEMBUKTIAN ILMIAH MANFAAT MEDITASI

Tiga puluh tahun yang lalu, setelah gelombang hippy yang melanda dunia selama satu dekade mereda, dunia barat menemukan satu ilmu baru yang dapat mereka jadikan sebagai pegangan hidup yaitu meditasi. Ilmu ini sebelumnya tidak mereka tanggapi secara serius, karena praduga mereka yang mengaitkan meditasi dengan ilmu setan, ilmu tukang sihir dan sebagainya. Mereka takut bila belajar meditasi, jiwanya tidak dapat diselamatkan dan pintu sorga tertutup untuk selama-lamanya.

Pemikiran kaum tradisional konservatif ini tidak terlalu ditanggapi secara serius oleh kaum hippy yang menganggap bahwa mereka menjadi budak dogma selama berabad-abad dan dikungkung dalam lingkup pandangan penuh curiga terhadap pandangan-pandangan maupun cara hidup yang lain. Oleh karena itu, mereka berusaha lebih bersahabat dengan alam, mereka umumnya memiliki pandangan yang jauh lebih terbuka, tak terikat pada dogma, sehingga siap menerima sesuatu yang baru dan sangat "exciting" yaitu meditasi

Sekarang perkembangan meditasi barat meningkat pesat secara eksponensial, sedemikian pesat perkembangannya sehingga meditasi dilatih dimana-mana, oleh semua golongan. Perkembangan meditasi ini sangat fenomenal, sehingga majalah times pada edisi 4 Agustus 2003 menurunkan meditasi sebagai artikel utamanya.

Dunia barat sekarang menyambut meditasi dengan lebih antusias karena setelah mereka adakan riset dan percobaan terbukti ada manfaat besar yang bisa didapat oleh mereka yang melatih mediasi, yaitu selain untuk kesehatan batin juga untuk kesehatan jasmani (di dunia serba materialisme sekarang ini manfaat jasmani dianggap lebih menguntungkan daripada manfaat rohani).


Di awal buku tuntunan meditasi Visuddhi Magga disebutkan bahwa hidup ini penuh kekusutan, dan isi Visuddhi adalah cara untuk menguraikan kekusutan tersebut. Salah satu cara meditasi dengan memusatkan perhatian pada empat landasan perhatian (satipatthana). Kurangnya perhatian pada manusia jaman sekarang sudah sangat parah, karena memang sesuai kamannya sangat banyak benda-benda yang membuat kita menjadi kurang perhatian terhadap diri kita sendiri.

Dalam beberapa tahun belakangan ini para ahli psikiater barat mulai mengenali kelainan manusia jaman sekarang ini, dan mereka menyebut kelainan ini dengan istilah "attention deficit disorder (ADD) atau kelainan kurang perhatian (KKP)." Perhatian yang dimaksud di sini adalah perhatian terhadap semua aktivitas kita yang disertai kewaspadaan, bukan perhatian dari orangtua, teman dan sebagainya. Semua manusia awam memiliki kelainan ini dalam berbagai intensitas, kelihatannya sejalan dengan Visuddhi Magga yang menyebutkan bahwa KKP inilah yang menyebabkan dunia ini kusut.


Mengapa mereka yang berlatih meditasi lebih berkurang stressnya dan lebih bisa menguasai diri dibandingkan dengan mereka yang tidak berlatih meditasi? Pada riset yang dilakukan oleh Richard Davidson dari universitas Wisconsin dengan menggunakan mesin citra otak (brain imaging) ternyata meditasi membuat aktivitas pada prefrontal cortex (lihat gambar) dari bagian kiri ke bagian kanan (pas dibelakang kening),dari sebelah kiri bergeser ke sebelah kanan. Menurut riset Davidson dengan bermeditasi secara teratur, otak berubah dari penentangan yang menimbulkan stres menjadi penerimaan yang menimbulkan sifat merasa puas dan menerima. Sebab pada orang yang memiliki sifat-sifat negatif lebih cenderung menggunakan bagian prefrontal kanan; sedangkan prefrontal kiri lebih berhubungan dengan antusiasme, lebih pada rasa ketertarikan, lebih relaks dan cenderung lebih berbahagia walaupun agak kurang materialistik.

Ada juga eksperimen yang dilakukan berkenaan dengan masalah kejiwaan, di pusat rehabilitasi Kings county utara dekat Seattle sekelompok residivis yang dikenakan hukuman penjara yang berhubungan dengan obat bius atau berhubungan dengan kejahatan karena alkohol tetapi tanpa kekerasan. Diajarkan berlatih meditasi Vipassana selama sepuluh hari, 11 jam sehari, secara bergantian meditasi duduk dan berjalan. Mereka yang dipilih adalah mereka yang sangat memerlukan rehabilitasi, karena memerlukan tekad yang kuat dari peserta meditasi untuk dapat menahan sesi meditasi selama 11 jam sehari. Sebagian dari mereka sebanyak 56% dari yang berlatih Vipassana kembali ke penjara dibandingkan dengan 75% residivis yang tidak berlatih Vipassana. Selain itu residivis yang berlatih Vipassana menggunakan lebih sedikit obat bius maupun alkohol, dan lebih sedikit mengalami depresi. Wendy Weisel pengarang "Daughters of Absence" hampir sepanjang hidupnya dilewatkan dengan meminum obat anti anksietas (kecemasan) sebelum berlatih Vipassana tiga tahun yang lalu, setelah berlatih vipassana ia sama-sekali terlepas dari obat-obatan.


Pada test lain yang dilakukan terhadap meditator tingkat lanjutan ternyata memiliki kemampuan mengenali objek dengan cepat , meditator ini mengenali mood pada serentetan ekspresi wajah, yang bertukar dengan kecepatan tiga puluh ekspresi perdetik! Kemampuan para meditator ini melebihi kemampuan kelompok yang dianggap memang ahli dalam bidang ini seperti psikiater, petugas pabean, dan agen intelijen rahasia. Mungkinkah suatu ketika mereka ini juga harus mempelajari meditasi karena dimasukkan dalam kurikulum?

Eric Lander yang merupakan salah seorang pemimpin Human Genome Project secara lantang meramalkan pada konferensi para ilmuwan dan cendekiawan Buddhis di Massachusets Institute of Technology (MIT), bahwa bukan mustahil di masa yang akan datang Departemen Kesehatan Amerika Serikat akan menganjurkan untuk berlatih meditasi enam puluh menit sehari, lima kali seminggu.

Jon Kabatt-Zinn yang belajar Buddha Dhamma pada tahun 60-an dan mendirikan klinik pengurangan stres (stress reduction clinic) di U Mass medical centre pada tahun 1979, telah menolong 14.000 orang merawat rasa sakit mereka tanpa obat, di antara pasiennya ada yang menderita kanker, AIDS, rasa sakit akut. Caranya sama yaitu dengan Vipassana, yang mengajarkan mereka untuk fokus dan melihat bentuk rasa sakit mereka, dan berusaha menerima rasa sakit tersebut daripada melawannya. Belakangan ini, ia sedang mempelajari sekelompok pasien yang menderita psoriasis, yaitu penyakit yang tak dapat disembuhkan dan umumnya sering diobati dengan meminta pasien untuk datang ke rumah sakit, memasang kacamata anti UV serta berdiri telanjang di kotak sinar ultra violet yang kuat dan panas. Perawatan ini menimbulkan stres pada kebanyakan pasien. Kabat-Zinn memberikan terapi meditasi untuk mengurangi stres pada pasien yang disinari, pada dua eksperimen, kulit mereka yang ikut meditasi menjadi bersih empat kali lebih cepat daripada kulit mereka yang tidak ikut meditasi. Pada studi yang lain, ia bersama dengan Richard Davidson dari University of Wisconsin di Madison memberikan suntikan influenza pada sekelompok meditator yang baru belajar dan non meditator, untuk mengukur kadar antibodi dalam darah mereka. Para ahli riset juga mengukur aktivitas otak mereka untuk melihat kegiatan mental yang bergeser dari otak kanan ke otak kiri. Hasilnya, mereka yang berlatih meditasi bukan hanya memiliki antibodi lebih banyak pada minggu keempat dan minggu kedelapan sesudah suntikan, tetapi mereka yang aktivitas mentalnya bergeser lebih banyak memiliki antibodi yang lebih banyak pula. Dengan kata lain, lebih baik tehnik meditasinya maka sistem kekebalan tubuh lebih sehat.

Riset serius terhadap meditasi tercatat paling awal dimulai pada tahun 1967 oleh Dr. Herbert Benson, seorang profesor medik di Harvard Medical School. Secara sembunyi-sembunyi, setiap malam, memasukkan 36 orang meditator samatha bhavana (transcendental) ke laboratoriumnya, untuk mengukur kecepatan denyut jantung, tekanan darah, suhu kulit, dan suhu rectumnya. Setelah diperiksa, ternyata mereka rata-rata menggunakan oksigen 17% lebih sedikit, denyut jantung lebih rendah 3 denyut per menit, Gelombang theta yang dipancarkan (yang biasanya muncul sebelum tidur) meningkat, tetapi corak pancaran gelombangnya tidak sama dengan orang yang tertidur. Beberapa tahun kemudian, Dr. Gregg Jacobs, professor psikiatri pada universitas yang sama, yang bekerja bersama professor Benson, merekam EEG (electro encephalograph) gelombang elektrografi otak pada dua grup, yang satu diajarkan meditasi, sedangkan yang lain dibiarkan mendengarkan kaset yang menenangkan batin. Selang beberapa bulan, mereka yang berlatih meditasi menghasilkan gelombang theta yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mendengarkan kaset, sedangkan gelombang Beta mereka menjadi turun (lihat gambar brain pattern2).


Dengan ditemukannya brain imaging maka penelitian terhadap meditasi menjadi lebih maju lagi. Pada tahun 1997, Andrew Neuberg ahli syaraf di Universitas Pensylvania meneliti sekelompok meditator Buddhis dengan memasukkan cairan pewarna di darah. Neuberg menunggu di ruangan sebelah, dihubungkan dengan tali pada meditator di ruangan sebelahnya, lalu menarik tali untuk menyuntikkan cairan pewarna ke dalam darah mereka, setelah meditator masuk pada keadaan meditasi yang mendalam. Dari percobaan itu terlihat bahwa aktivitas otak tidak berhenti ketika subjek sedang berlatih meditasi, tetapi hanya memblokir informasi yang masuk dari lobus parietal sehingga kehilangan sensasi ruang waktu, kemudian ia merasa bersatu dengan alam semesta.


Bagaimanakah keadaan yang sesungguhnya terjadi pada proses meditasi? Sebenarnya keadaan yang dialami oleh mereka yang bermeditasi, setelah masuk pada keadaan "anuloma" maka informasi yang masuk pada indera tidak mendapat perhatian karena konsentrasi menyatu pada objek gambaran batin atau nimitta (pada samatha bhavana), sedangkan pada Vipassana hanya memperhatikan objek nama-rupa. Sehingga tampak pada brain scanner saat itu seolah-olah meditator mirip dengan orang yang tidur tetapi tidak sama. Tampak pada brain scanner, informasi yang akan masuk ke lobus parietal terblokir. Sebenarnya, ini adalah kerja thalamus yang merupakan gerbang masuk informasi yang berasal dari syaraf di indera-indera kita dan menyalurkan data ke otak serta memblokir sinyal-sinyal lain tetap berada pada jalurnya.


Bagaimanakah proses yang sebenarnya terjadi di otak pada waktu bermeditasi? Ada beberapa bagian otak yang terlibat secara langsung pada proses meditasi (lihat gambar brain pattern), di antaranya yaitu:

1. Lobus frontal, berguna sebagai analisa, perencanaan, emosi, dan kesadaran terhadap diri sendiri. Selama meditasi, korteks frontal cenderung tidak aktif (offline).*

2. Lobus parietal, berguna untuk memproses informasi dari in*dera mengenai dunia sekitar kita, memberi kesan orientasi terhadap ruang dan waktu. Selama meditasi aktivitas di lobus parietal melambat.

3. Thalamus, adalah gerbang terhadap pintu indera, yang memusatkan perhatian dengan menyalurkan data sensor lebih dalam ke otak dan menghentikan sinyal lain pada jalurnya. Meditasi mengurangi aliran informasi yang datang menjadi bagai tetesan-tetesan saja.

Perkembangan terakhir dari meditasi yang mewabah di dunia, sekarang di Amerika Serikat meditasi ditawarkan di sekolah-sekolah, rumah sakit, biro-biro hukum, gedung pemerintahan, kantor perusahaan-perusahaan dan penjara. Di airport, ruang meditasi dapat ditemui selain kapel sembahyang dan kios internet, bahkan menurut Harvard Law Review edisi musim semi 2002, meditasi menjadi salah satu subjek pelajaran di akademi militer West Point.

Artikel majalah TIME tersebut selain menyinggung mengenai meditasi Vipassana, juga menyebut mengenai meditasi transendental dari Maharishi Mahesh Yogi, Samatha bhavana (pernafasan, cinta kasih), meditasi Tantra yaitu visualisasi (membayangkan atau memunculkan gambaran) dan juga meditasi seks dari tantra.


Sebagian daftar orang-orang terkenal yang merasakan manfaat besar dalam hidupnya setelah berlatih meditasi di antaranya, yaitu:

Sutradara David Lynch, Aktris Heather Graham (gbr cover TIME)
Aktris Goldie Hawn, Bill Ford pemimpin Ford motor Company
Eks US first lady Hillary Clinton, Eks US vice president Al Gore
Penyanyi Shania Twain, Aktor Richard Gere

Daftar ini hanya beberapa dari jumlah orang terkenal yang menjadi penggemar meditasi di dunia. Daftar ini terus bertambah, mungkin suatu ketika di antaranya adalah anda, siapa tahu?


Anuloma:

1. Tingkat pencapaian batin yang hampir memasuki jhana (yaitu tingkat konsentrasi yang pertama pada samatha bhavana/meditasi ketenangan).

2. Tingkat pencapaian batin yang hampir memasuki sotapatti magga (tingkat kesucian pertama pada vipassana bhavana/meditasi pandangan terang).

Tidak ada komentar: