Minggu, 29 November 2009

Pengajian Tauhid Wahdatul Ummah

Pokok Bahasan


Menurut Ibnu Abbas r.a, ayat ini diturunkan berhubungan tuduhan orang-orang Yahudi, yang menganggap perumpamaan dalam Al-Qur’an tidak mempunyai arti, karena disebutkan binatang kecil-hina, seperti ‘zubab’ (lalat) atau ‘ankabut’ (laba-laba) (Al-Ankabut : 41).
Arti “laa-yastachyii” adalah ‘tidak memandang remeh’.Dalam Al-Ankabut 41 Allah mengumpamakan orang-orang musyrik dengan laba-laba, sedangkan berhala-berhala yang mereka sembah diumpamakan dengan sarang laba-laba yang rapuh.
Bagaimana mungkin mereka berlindung dibalik sarang yang akan sirna hanya karena terkena tiupan angin ? Menurut Tafsir Jalalain dalam membuat perumpamaan Allah tidak membedakan yang kecil dan yang besar, lemah atau garang, semua adalah makhluk Allah yang tidak diciptakan sia-sia. Yang penting perumpamaan itu mencapai tujuannya. Dengan turunnya ayat ini maka tuduhan orang-orang Yahudi tidak lagi memiliki pijakan.
Tetapi mereka tetap kafir dan mengingkari kebenaran itu dengan kesombongan tanpa ilmu pengetahuan, akal pikiran mereka tertutup, membuat mereka bertambah sesat.
Sebaliknya orang-orang mukmin, hati mereka dipenuhi taufik dan hidayah Allah SWT, akal pikiran mereka terbuka dan bekerja dengan sehat. Mereka takjub mendengar perumpamaan-perumpamaan itu dan yakin bahwa itu datang dari Allah menjadi petunjuk berharga bagi mukminin. Tafsir Ibnu Katsir mengemukakan : “Dengan perumpamaan itu banyak orang disesatkan Allah, dan banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan dengan itu, kecuali orang-orang fasik”. Artinya kaum kafirin dan munafikin menjadi semakin sesat, sedangkan kaum mukminin menjadi semakin beriman.
Arti bahasa ‘fasik’ adalah ‘keluar dari keta’atan’. Yang dimaksud fasik dalam ayat ini adalah orang-orang kafir dan munafik yang mencakup para penyembah berhala dan ahlul-kitab yang sesat.
Berkaitan dengan kesesatan ini Rasulullah SAW bersabda : “Qoola : “Laa yazaalunnaasu yas-aluunakum ‘anil-‘ilmi chatta yaquuluu : Hadzallaahu kholaqnaa, faman kholaqollaaha ?” : “ Manusia akan selalu bertanya kepadamu tentang ilmu sampai mereka berani menanyakan : “Allah-lah yang menciptakan kita, lalu siapakah yang menciptakan Allah ?” (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a.; H-17 b).
Ulasan
“Dan Iblis membawa Yesus (Isa Al-Masih a.s.) keatas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadanya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya; dan berkata kepadanya : “Semua itu akan aku berikan kepadamu, jika engkau sujud menyambah aku”. Maka berkatalah Yesus kepadanya (Iblis) : “Enyahlah Iblis ! Sebab ada tertulis engkau harus menyambah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti”. (Matius 4 : 8,9,10).


Iblis menurut khayalan Kristen Barat.

Ketiga sumber baku, yaitu ayat Al-Qur’an, Hadiest Nabi SAW dan Injil Matius, menunjukkan conflict-standing yang konsisten, yaitu perlawanan Iblis dan para pengikutnya terhadap Allah SWT dan agama-Nya. Dalam hal ini terdapat dua posisi tawar yang sungguh berbeda dasar karakter dan sifatnya. Iblis menawarkan segala kenikmatan duniawi yang semu dan fana, sedangkan Allah menjanjikan kebahagiaan akhirat yang hakiki dan abadi (QS 2 : 25).
Tetapi kebanyakan manusia menerima dan mengikuti tawaran Iblis karena sifatnya yang sejalan dengan dorongan rejim instinktif (hawa nafsu) manusia, yang oleh Freud disebut das Es yang bekerja atas dasar pleasure principle (prinsip mencari kenikmatan) bersifat hewani.
Conflict-Standing itu berlangsung sepanjang masa. Pada masa sekarang peradaban dunia dikuasai oleh faham materialisme dan humanisme yang menafikkan keberadan Tuhan dan Agama-Nya, dan menjadikan manusia dan nilai-nilai matarialisme-humanisme sebagai supremasi agnostisisme (faham inderawiyah) dimana manusia dalam perbuatan baik-buruknya tidak bertanggungjawab kepada Tuhan melainkan bertanggungjawab pada dirinya sendiri. Dengan kata lain mereka menuhankan dirinya sendiri.
Penyesatan

Di era Perang Salib abad ke 12-14, muncul suatu figure yang menamakan diri sebagai Ksatria Kristus, dengan nama “Templars”. Tokoh ini demikian melegenda di Eropa sebagai pengobar semangat Perang Salib. Templars menempatkan diri sebagai figure Ksatria Suci yang mendorong seluruh Eropa dan Timur Tengah kedalam Perang Salib, sebuah perang besar yang menggambarkan perpecahan sesama penganut agama samawi. Itulah perpecahan Ummat Allah yang menorehkan luka yang dalam hingga hari ini. Benarkah Ummat Nasrani dan Ummat Islam memerlukan perang ini ?


Templars ditengah medan Perang Salib.

Dalam buku “Histoire Le la Magie” (Sejarah Sihir), penulis masyhur Perancis, Eliphas Levi, mengungkapkan bukti terperinci tentang jati-diri Templars yang jauh dari pengertian Kristiani, bahkan meninggalkan kekristenan. Dalam suatu kuil-rahasia di Yerussalem, Templars menjalankan praktek upacara sihir Qabbala (penyembahan berhala) yang ia pelajari dari seorang rabbi Qabbalis-Israili yang tinggal di Palestina. Yang pasti upacara sihir-Qabbala itu bertentangan dengan Iman-Kristen maupun Islam. Levi, memastikan bahwa Templars adalah pelaksana misterius doktrin sihir Qabbala yang berakar pada rejim sihir Mesir Pharao’s abad 15 SM. Hal yang sama diungkapkan Novelis Italia yang terkenal Umberto Eco, dan penulis masyhur Spanyol Zorah.




Nama lengkap Templars adalah The Poor Fellow-Soldiers of Jesus Christ and the Temple of Solomon (Sahabat Miskin Tentara Yesus Kristus dan Kuil Solomon) muncul sesudah th. 1118. Kuil Solomon diakui oleh Qabbalis bagian dari kepercayaan mereka, Kuil Solomon di masa silam disebut juga Qubbet as Sakhrah atau Dome of the Rock (Kubah Karang). Solomon dalam Islam adalah Nabi Sulaiman a.s. Qabbalis telah menyesatkannya sebagai seorang musrik yang menerima penyembahan berhala dari pengaruh salah seorang dari ribuan istrinya, disamping tetap mengakui Allah sebagai Tuhan. Islam mengakui Sulaiman a.s adalah Nabi-Allah yang suci dari penyesatan Qabbalis dan tetap berpegang teguh pada Tauhid.



Meskipun menyebut dirinya Tentara Miskin, Templars datang pertama kali sebagai peziarah Kristen dari Eropa ke Palestina dalam keadaan sangat kaya-raya. Sebagai catatan Templars dan 9 pengikut utamanya adalah pihak yang pertama di dunia membuat system chek dan kredit perbankan (atau semacam itu). Dalam perkembangannya Templars menyatakan diri sebagai Penanggungjawab Suci Perang Salib untuk menghancurkan Muslimin. Tetapi sejarah mencatat th. 1187 Panglima Besar Islam Salahuddin al Ayyubi berhasil membebaskan Yerussalem, setelah memenangkan medan perang Hattin.



Kemanakah Templars ? Ia lolos dari Yerussalem ke Eropa dalam keadaan sekarat. Tetapi kisah Tentara Kristus ini tetap berlanjut. Ia menyatakan tidak mengakui otoritas Paus, dan semakin nyata ia mengadopsi doktrin Egyptian-Qabbalis kedalam system Kristen yang mendominasi Eropa, itulah inti misinya. Waktu terus berjalan, dan pengaruh Templars, pertama meluas di Scotlandia terutama dikalangan Serikat Buruh dimana dibentuk organisasia rahasia semacam Masonic atau inilah cikal bakal Freemasonry modern yang berkembang kemudian.



Mereka memanfaatkan ritual tradisional Scotlandia yang mengandung paganisme untuk menjalankan faham Qabbalis. Dari Scotlandia ini, tepatnya dari ibukota Edinburgh lahir the Great Masonic Erasmus Darwin (1780) dan cucunya Charles Darwin yang memodernisir da’wah Qabbalis dg teori manusia dan alam tidak diciptakan namun tercipta dengan sendirinya melalui proses evolusi materi dan energi dalam spekulasi seleksi alam. Bahwa semesta alam adalah abadi dan manusia merupakan supreme (makhluk tertinggi) yang mengendalikan segala sesuatu dengan akal pikiran dan ilmu pengetahuan.



Keberadaann segala sesuatu termasuk manusia menurut dalil mereka yang absurd berasal dari atom. Atau dengan kata lain mereka menyembah dirinya sendiri seperti doktrin Qabbala-Israili (vide, Pengajian Ke 47,48,49,50). Mereka tidak pernah mampu menjelaskan keberadaan ruh dan kesadaran manusia ? Kecuali hanya menjawab dengan bodoh, bahwa itu semua terjadi kebetulan berasal dari seleksi alam. Bahkan dengan dalil yang tidak terbukti dan ditolak dunia scienties abad ke-19 Charles Darwin menyatakan dalam “The Origin of the Species “ (1859) bahwa asal-usul jenis manusia adalah primata (monyet). Tentu kecuali asal-usul Masonic yang menurut doktrin Qabbala-Israili berasal dari Adam-Kadmon suatu ras-dewa manusia. Menurut mereka hanya ras mereka-lah yang sebenarnya ras-manusia yang berasal dari Sefiroth (rejim dewa-dewa) yang bersumber dari Ein-Sof sang penguasa kegelapan yang tunggal (monotheisme-Qabbalis dengan lambang bintang) yang merupakan “Power of Evolution” yang pada masa ini oleh organisasi Qabbalis-modern global-freemasonry disebut “The Great Archittec of The Universe (TGAOTU)” (Arsitek Agung Semesta Alam).



Ajaran paganis itu telah membuat mereka mengkalim dirinya sebagai satu-satunya yang berhak memimpin dan menguasai dunia dan semesta. Cita-cita mereka adalah membangun kembali kejayaan peradaban Mesir, Yunani dan Romawi purba yang pada zamannya merupakan puncak-puncak peradaban dunia dalam bentuk baru. Organisasi fusi paganis modern global-freemasonry yang berdiri pada th. 1717 di Inggris dan Perancis dalam perkembangannya bertujuan menjadikan negara Amerika Serikat sebagai New-Egyptian seperti tampak dalam segel Negara Amerika Serikat yang tertera dalam One-Dollar yang jelas-jelas merupakan mantera Qabbalis-Egyptian.


US One Dollar; Simbol mata satu (kiri) dan matahari diatas burung (kanan), ciri-ciri Freemasonry.

Kembali ke organisator agung Masonic Templars dari zaman Perang Salib. Templars dan para pengikutnya kemudian bersembunyi di Provence, Perancis yang sekaligus dijadikan pusat gerakan rahasianya, sebelum ia ditangkap th. 1307 atas perintah Raja Perancis dan Sri Paus. Ia di penjara di bawah tanah, tidak pernah dijelaskan akhir ajalnya. Meski demikian pengaruhnya berlanjut dan berkembang lebih radikal. Templars merupakan reformer agung paganisme Qabbalis-Israiliyah-Egyptian.

Mereka itu semua yang disebut dalam Hadiest Rasulullah SAW diatas, ketika mereka berkata: “Allah-lah yang menciptakan manusia, lalu siapakah yang menciptakan Allah ?” Dengan kata lain mereka anti-Tuhan. Itulah mayoritas dewasa ini di muka bumi dengan kedok materialisme dan humanisme yang mewarnai peradaban dunia. Sekian, terima kasih. Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,Wassalamu’alaikum War. Wab.

Tidak ada komentar: