Jumat, 24 Desember 2010

Gajah Afrika Terdiri dari Dua Spesies


Sejumlah peneliti memastikan terdapat dua spesies gajah berbeda hidup di Afrika yakni gajah sabana Afrika (Loxodonta africana) dan gajah hutan Afrika (Loxodonta cyclotis). Selain perbedaan ukuran tubuh, genetik keduanya juga berbeda.

Seperti dilansir jurnal Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan, peneliti membandingkan genetik DNA mitokondria dari kedua jenis gajah itu dengan gajah Asia, mastodon yang telah punah dan mammoth. Penelitian itu membuktikan, perpisahan gajah Afrika menjadi dua spesies itu berlangsung pada periode yang sama saat gajah Asia berpisah dengan mammoth.

Mammoth dan gajah Asia diperkirakan terpisah sejak 5,8-7,8 juta tahun yang lalu, sementara dua gajah Afrika ini diperkirakan berpisah dari nenek moyang yang sama antara 6,6-8,8 juta tahun yang lalu. Karena itu, para ilmuwan lalu sepakat menyatakan gajah di Afrika terdiri atas dua spesies yang berbeda.

Gajah sabana Afrika (Loxodonta africana) adalah spesies yang terbesar. Berat antara enam sampai tujuh ton, gajah yang hidup di sabana ini dua kali lebih berat daripada spesies gajah hutan Afrika (Loxodonta cyclotis).

Pada tahun 2007, diperkirakan ada antara 470.000 sampai 690.000 gajah di alam liar Afrika. Di selatan, mereka berkembang dengan baik, namun di Afrika tengah dan barat, gajah menjadi buruan manusia untuk diambil gadingnya.

Sementara gajah Asia (Elephas maximus) yang lebih kecil dari gajah sabana Afrika. Gajah ini menyebar di 11 negara, dari India sampai Indonesia. Spesies yang memiliki telinga lebih kecil ini diperkirakan tersisa 60.000 ekor, di mana sekitar seperempatnya didomestifikasi.

Gajah Asia memiliki sejumlah subspesies yang dibedakan dari ukuran dan penanda. Di Sri Lanka, berkembang Elephas maximus maximus yang merupakan gajah Asia yang terbesar dan diperkirakan tinggal 3.000 sampai 4.500 ekor. Di India, terdapat Elephas maximus indicus (gajah India) yang saat ini berpopulasi terbesar.

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) hanya bisa dijumpai di Pulau Sumatera. Tubuh lebih kecil dari gajah India, sementara populasi di alam liar diperkirakan tinggal 2.100-3.000 ekor.

Tahun 2003, sebuah subspesies ditemukan di Kalimantan. Gajah Kalimantan ini disebut gajah pigmi karena lebih kecil dan lebih jinak daripada gajah Asia umumnya.

Tidak ada komentar: