Lunacy pertama kali tampil dalam sebuah konser di Machida Play House yang berlokasi di Kanagawa dengan penontonnya yang hanya 15 orang. Ryuichi sebagai vokalis, Sugizo berperan sebagai lead-guitar, Inoran dengan rhythm-gitarnya, J pada bass dan yang terakhir, Shinya Sang drummer.
Keenam orang tersebut berasal dari latar belakang sosial yang berbeda, tetapi mereka bergabung menjadi satu untuk memainkan musik punk-rock yang mereka nikmati. LUNA SEA diidentikkan dengan musik original, yang merupakan tunjuan bagi mereka dalam bermain musik tanpa seorang leader.
Berselang tiga bulan setelah demo-tape pertama mereka, Lunacy, dirilis. Album ini dijual di tempat mereka menggelar konser. Masih di tahun yang sama, pada bulan Desember, mereka merekam demo-tape album yang kedua, Shade, dan yang ketiga dengan judul Lastly.
Entah karena musik mereka atau dikarenakan penampilan mereka, pihak majalah mulai tertarik untuk meliput LUNA SEA. Sebuah poto seluruh personil LUNA SEA dengan sentuhan Punk yang kental pada mereka dan juga style rambut yang sungguh mengesankan terpampang di sebuah majalah. Hal ini cukup membantu mempromosikan LUNA SEA ke seluruh Jepang. Band yang sebelumnya tidak terkenal selama 7 bulan dan hanya tampil dihadapan 15 orang, sekarang senantiasa ditonton oleh 150 orang.
Album pertama mereka, dengan Yoshiki sebagai produser album tersebut yang dirilis pada tanggal 21 Mei tahun 1991. Pada kesempatan kali ini Lunacy berubah menjadi Luna Sea, dan rilisan pertama ini disebut sebagai Luna Sea. Semenjak perilisan tersebut jumlah orang yang datang dan menikmati konser mereka semakin bertambah. Time is Dead (karya J), Blue Transparency (karya Inoran), Moon (karya Sugizo) dan Precious (karya J), yang merupakan beberapa dari karya terbaik LUNA SEA, terdapat dalam album ini. Semua lirik yang tertera merupakan buah pena Sugizo. Walaupun album ini merupakan album indie, harus diakui, karya yang mereka tampilkan jauh dari definisi buruk.
Mereka bergerak ke musik major sangat cepat, dan fansclub mereka, Slave, dibentuk pada tahun 1992 dan mereka menggelar konser di Shibuya Koukaido (dengan kapasitas 2000 orang) yang semua tiketnya langsung terjual habis dalam 30 menit menyambut hal itu. Album major pertama mereka yang berjudul Image berisi lagu seperti Wish, Dejavu, Vampire’s Talk, dan Moon (versi keduanya).
Pada tahun 1993, mereka mengeluarkan single major pertama, Believe dan album kedua, Eden. Pada album yang baru ini, kita dapat menemukan lagu-lagu melodis bernuansa punk yang berjudul Jesus, juga lagu-lagu berirama waltz seperti Providence, Believe serta Lamentable.
Di tahun berikutnya, album baru, Mother, pun dirilis. Untuk memproduksi album ini, seluruh personil LUNA SEA memutuskan untuk mengisolasi diri mereka sendiri dari dunia luar. Album ini juga merupakan album yang paling diterima dan digemari oleh kalangan fans, dimana di album inilah terdapat lagu Loveless, Rosier, Face to Face, In Future, True Blue, dan juga lagu terindah dari serentetan lagu-lagu indah lainnya, Mother, yang ditulis oleh Inoran. Secara keseluruhan, semua yang terdapat di dalam album ini sangat bagus. Tur konser Mother ditutup dengan konser, yang menjadi konser mereka yang paling terkenal dan juga terbaik, The Lunatic Tokyo.
“Style” diluncurkan dipasaran pada tanggal 22 April, 1996. album ini berbeda seratus delapan puluh derajat dengan “Mother”. Seperti biasanya, Sugizo, Inoran dan J lah yang menulis lirik untuk lagu-lagunya. Diantaranya, Desire (Sugizo), Ra-se-n dan For ever and ever (J).
Setelah beberapa bulan penuh kesibukan bersolo karir dan beragam kesuksesan yang diraih oleh setiap personilnya, ke-5 personil LUNA SEA pun kembali bersama dan tampil di atas panggung Akasaka Blitz pada tanggal 17 December tahun 1997, menandakan kembalinya LUNA SEA di kancah permusikan.
Single “Storm”, “Shine” dan “I for you” menandai pemunculan album berikutnya, yaitu Shine, yang dirilis pada bulan Juli tahun 1998, dimana pada album ini sisi “rock” dari musik mereka nyaris tersisihkan dan tergantikan oleh musik pop-rock, dan sesungguhnya lebih banyak sisi pop dibandingkan sisi rocknya. Meskipun demikian, beberapa lagu seperti “Storm”, “Shine”, “Time has come” dan juga “Another”, merupakan karya luar biasa lainnya dari LUNA SEA. Kemunculan album ini diikuti dengan tur konser mereka yang mewah, kali ini bekerja sama dengan Disney (Inoran menulis lagu penutup untuk seri anime dari Mulan:Breath).
Pada bulan Januari 1999, mereka menggelar 3 konser di 3 kota yang berbeda di Asia (diluar Jepang): Taipei, Hong-Kong dan Shanghai. Seluruh personil LUNA SEA merasa sangat puas dengan mini-tour mereka, yang hanya berlangsung selama beberapa waktu, karena mereka merasakan hal yang sama seperti dulu, ketika mereka masih manggung di live house, dan mereka merindukan hal tersebut.
Untuk hari jadi ke-10 LUNA SEA, mereka menggelar konser akbar:The Capacity Illimited. Sayangnya, badai besar yang melanda Tokyo menghancurkan sebagian besar dari panggung yang telah dipersiapkan untuk event tersebut. Tentu saja hal ini bukan suatu masalah yang dapat menghentikan suksesnya konser tersebut, karena 100.000 orang hadir dalam konser tersebut. Ke-5 personil LUNA SEA, dengan menggunakan helikopter, seperti yang dilakukan The Beatles beberapa dekade sebelumnya, naik ke atas panggung. Konser tersebut ditutup dengan pertunjukan kembang api besar-besaran. Di saat yang bersamaan mereka juga mengeluarkan album kumpulan single terbaik yang pertama: Never sold out.
Pada tanggal 1 Januari tahun 2000, tepat tengah malam, LUNA SEA menggelar konser di Zepp Tokyo dalam rangka menyambut millennium baru. Mereka kembali memainkan “sweetest coma”,yang di komposisi oleh J dan digunakan sebagai lagu penutup film James Bond terbaru saat itu di Jepang. Pada tanggal 29 Maret, Gravity, sebuah single yang di komposisi oleh Inoran, dirilis. Menyusul “Gravity”, “Tonight” (dikomposisi oleh J) juga diluncurkan ke pasaran, tepatnya pada tanggal 17 Mei.
Pada tanggal 25 Juni, di konser “Premiere of Lunacy”, mereka memberikan sesuatu yang baru bagi para fans. Ketimbang memainkan Wish sebagai penutup konser, seperti yang biasa mereka lakukan, kini mereka menyuguhkan lagu baru, yang akan dirilis di album mereka berikutnya. Sayangnya, para penonton tidak terlalu antusias bahkan sedikit kecewa, hal ini dikarenakan mereka telah terbiasa dan bersemangat untuk menikmati lagu Wish. Lunacy, album ke-7 yang disuguhkan oleh LUNA SEA, selain mempunyai pelafalan bunyi indentik dengan nama band mereka sendiri, menawarkan kombinasi karya musikal yang bagus, disuatu sisi terasa “keras”, tetapi juga memiliki sisi lembutnya. Dari lagu Mary hingga Kiss, Gravity, Crazy about you dan sebagainya, setiap orang pasti dapat menemukan lagu favorit mereka sendiri.
Pada tanggal 8 November, ketika mereka menggelar tur konser Brand new Chaos act 2, berita menggemparkan yang tak pernah terlintas di benak siapa pun beredar: LUNA SEA bubar. Para personil LUNA SEA selalu menolak untuk menggunakan istilah bubar (split), mereka selalu menggunakan kata “menutup tirai” (drop-curtain), bahkan sampai sekarang. Love Song menjadi karya penutup dari karir mereka selama ini.
Ditanggal 27 Desember, mereka menggelar konser terakhir mereka, Last Live. Meskipun setiap personilnya akan menempuh jalan mereka masing-masing, tetapi mereka meninggalkan panggung dengan menggenggam tangan satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar