Jumat, 25 September 2009
Thailand Temukan Vaksin Pencegah HIV
Bangkok - Untuk pertamakalinya, uji coba vaksin anti-HIV berhasil mencegah penularan penyakit yang belum ada obatnya itu. Meski hasilnya masih terbatas, tapi menunjukkan bahwa vaksin HIV mungkin dibuat.
Uji coba, yang dilakukan terhadap 16 ribu lebih warga Thailand, menunjukkan bahwa vaksin ini mengurangi sekitar 31 persen risiko HIV. Angka 31 persen ini belum memuaskan karena vaksin dianggap efektif jika bisa mengurangi risiko sampai setidaknya 50 persen.
Tapi Departemen Kesehatan di negeri yang banyak penderita HIV itu sangat senang. “Ini terobosan ilmiah,” kata Menteri Kesehatan Thailand Witthaya Kaewparadai dalam konferensi pers di Bangkok, Kamis (24/9). “Untuk pertama kalinya, ada bukti bahwa vaksin HIV bisa mencegah penularan.”
Virus HIV yang digunakan untuk vaksin adalah tipe (strain) yang banyak terhadap di Thailand. Belum diketahui, apakah untuk tipe virus HIV dari wilayah lain, vaksin ini juga efektif.
Para relawan yang menerima vaksin itu adalah pria dan perempuan Thailand berusia 18-30 tahun dengan tingkat risiko penularan rata-rata. Separuh relawan menerima suntikan vaksin HIV selama enam bulan. Selama periode yang sama, separuh lainnya menerima suntikan kosong sebagai kontrol.
Semua relawan diberi kondom, konseling, dan pengobatan jika mengalami sakit yang ditularkan lewat hubungan seks. Setiap enam bulan sekali, mereka menjalani tes HIV.
Tiga tahun setelah pemberian vaksin, dicek. Hasilnya, dari 8.197 orang yang diberi vaksin, tertular HIV 51 orang. Sedang 8.198 orang yang diberi suntikan kosong, tertular HIVmencapai 74 orang. Jadi, risiko terkena HIV mereka yang disuntik vaksin, berkurang 31 persen.
Ini adalah uji coba vaksin HIV besar sejak penyakit ini diidentifikasi sebagai penyebab AIDS pada 1983.
Pada 2003, AIDSVAX melakukan uji coba vaksin besar-besaran pertama. Tapi uji coba vaksin buatan VaxGen–sekarang dimiliki lembaga nirlaba Global Solutions for Infectious Diseases yang dimiliki para bekas karyawan VaxGen–ini gagal.
Yang kedua, dilakukan dua tahun silam oleh raksasa farmasi Merck & Co. Tapi mereka menghentikan uji coba vaksin setelah hasilnya gagal.
Dalam uji coba kali ini, vaksinnya, ada dua dan dipakai berurutan yakni ALVAC buatan Sanofi Pasteur dan AIDSVAC. AIDSVAX pernah diujicoba besar-besaran pada 2003 dan gagal. ALVAC juga pernah diuji coba dan juga gagal.
Tapi dipakai berurutan ternyata hasilnya lain. ALVAC, yang bertugas membuat sistem kekebalan tubuh bisa menyerang HIV yang datang, disuntik empat kali. Sedang AIDSVAX, yang akan memperkuat respon sistem kekebalan tubuh terhadap HIV, di suntik di bulan kelima dan keenam.
ALVAC sendiri dibuat dari virus burung yang diubah sehingga memiliki tiga gen HIV sintetis. Virus burung dipakai–bukan virus HIV dari manusia–agar mereka yang disuntik vaksin tidak malah tertular. Sedang AIDSVAX berisi protein di permukaan virus HIV yang sudah diubah genetikanya sehingga tidak menyebabkan HIV.
Vaksin ini juga ingin melihat apakah yang tertular HIV, mereka yang disuntik vaksin akan lebih parah karena ditambah virus dari vaksin. Ternyata hasilnya negatif, tingkat virus HIV yang divaksin dan tidak divaksin tidak ada bedanya.
Hasil rinci uji coba senilai US$105 juta (Rp 1 triliun) itu akan diumumkan di Paris bulan depan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar